Wednesday, September 26, 2007

Hidup Itu


"Kami Sama, hanya saja tidak seberuntung Anda."


Selamat datang di SLB Mardi Mulyo Bantul. Cobalah sejenak mengerti kami. Kami pun belajar, merasa amat bersyukur bisa menemukan wadah untuk mengerti lima kali lima sama dengan berapa, walaupun tidak secepat Anda menjawabnya.


Terkadang kami tidak suka berlama-lama di kelas. Radio terlihat lebih menarik, atau mungkin Anda tertarik saya kalahkan dalam bermain catur. Bagi kami bukan menang atau kalah, gengsi atau aksi. Kami hanya melakukan apa yang kami senangi. Dan itu sudah cukup membuat kami tersenyum satu hari.


Bahkan rinai hujan terdengar lebih merdu daripada suara goresan pensil di buku. Kami akan berlarian, membiarkan kepala kami basah. Sejenak kami bebas dari kebisingan hidup, larut bersama tiap tetes hujan. Mungkin pada saat itu kami lupa keadaan kami dan merasa menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

Ada yang dari kami sulit untuk melangkahkan kaki, bahkan kami tidak mengerti kenapa kami harus membaca dekat sekali dengan buku. Kata guru kami mata kami minus. Ahhh.... apa lagi itu?? Seakan-akan kekurangan kami bukanlah suatu penghalang buat kami terus melangkah menjalani hidup.


Guru-guru kami amat sabar dengan kami. Tidak pernah mereka merasa malu untuk mengajar kami, mereka sepenuh hati mengajar dan selalu mencoba mengerti kami. Kami menangis mereka peluk. Kami nakal mereka tegur.

Selayaknya mereka dihormati, mereka orang tua kedua bagi kami. Entah jadi apa kami jika tidak ada mereka. Mungkin kami hanya akan habis pupus di kamar, karena tidak sedikit orang tua kandung kami malu akan keberadaan kami. Mereka menjadi teman bermain yang mengasyikan.


Terkadang heran ketika mengetahui beberapa dari mereka juga mengajar di sekolah yang murid-muridnya normal dan jauh lebih mudah mengaturnya daripada mengatur kami. Entah apa kami juga akan mampu membalas jasa mereka, tapi kami bisa berikan satu hal, ucapan terima kasih.


Kami memiliki sahabat-sahabat yang amat menyenangkan. Kami bisa tertawa bersama mereka disaat Anda mungkin tidak mampu tertawa bersama kami.


Kami meloncat, kami bermain air, kami saling mendukung satu sama lain. Seperti yang Anda lakukan terhadap sahabat Anda. Kami yakin Anda pasti paling mengerti akan konsep membahagiakan sahabat. Kami mungkin tidak mengerti itu, tapi ketika kami bisa tertawa bersama, mungkin itulah momen yang paling membahagiakan buat kami.



Uppss..., Jangan heran jika melihat ruang kelas kami yang amat kecil terlihat berantakan. Kami memang begitu kalo sedang olahraga atau menanam di ladang. Jangan tanya lagi bau sepatu kami, hanya itu yang kami punya untuk pergi sekolah. Kebanyakan orang tua kami bekerja sebagai petani atau kalo gak pedagang di pasar.

Jadi inilah kami dengan segala kekurangan kami. Mencoba untuk melangkah dan menjalani hidup walaupun tidak pernah akan bisa secepat Anda. Tapi setidaknya kami melangkah bukan??




Teks & Photo : Roderick Adrian